Catatan
Kunjungan ke China :
Oleh
: Markus Basuki
Beberapa
waktu silam penulis sempat mengunjungi beberapa kota di China Timur bersama
sejumlah kepala SMP/SMA/SMK Negeri dan anggota DPRD kota Malang. Kunjungan yang
diberi title “Study Banding” tersebut berlangsung selama 8 hari pada musim
dingin di tahun 2011. Berikut beberapa catatan perjalanan tersebut.
Mengapa China?
Seperti
kita ketahui, China adalah Negara dengan penduduk lebih satu milyar namun mampu
bangkit sebagai raksasa ekonomi dunia. Kecuali dalam bidang ekonomi, China juga
merajai berbagai even olahraga dunia serta banyak prestasi lain seperti dunia
pengobatan, pertunjukan, dan bidang pendidikan. Ternyata berbagai keberhasilan
itu tidak lepas dari pendidikan. Pola pendidikan di China, meski tidak
seluruhnya dapat ditiru, perlu dijadikan bahan perbandingan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di tanah air.
Modern tapi
Tradisional
Kota
Shanghai yang terletak di sisi Timur daratan China mungkin bisa mewakili
modernisasi kota Asia. Kecuali Hongkong, Shanghai merupakan kota modern yang
layak disejajarkan dengan Los Angeles atau kota besar lain di dunia.
Pembangunan kota Shanghai dalam 10 tahun terakhir sungguh pesat hingga membuat
banyak Negara tercengang. Politik negeri ini memang besar andilnya bagi
pembentukan kota-kota modern itu.
Meski
China menuju Negara modern, tetapi ternyata sangat menghargai budaya
tradisional. Memelihara dan mengembangkan budaya tradisional merupakan
kewajiban dasar setiap warga Negara. Itulah sebabnya, di balik penampilan
modern kota-kota di China tersimpan harta kekayaan budaya tradisional yang
sangat mempesona. Pemeliharaan bangunan-bangunan kuno yang telah berusia ribuan
tahun sungguh dapat ditiru oleh Negara lain, termasuk Indonesia.
Hebatnya China
Meski
hanya sempat mengunjungi beberapa kota di bagian Timur China, namun penulis
dapat merasakan gerakan dahsyat perubahan yang dimotori oleh pemerintah yang
cukup dictator. Perubahan itu kini sungguh mampu mengantar negeri tirai bambo
menjadi Negara superpower baru.
Pola pendidikan
di China, seperti yang penulis sempat kunjungi, tertata sedemikian rapi dan
terpola untuk membentuk lulusan-lulusan yang berkualitas. Hangzhou Gongshe Vocational High School – di kota Hangzhou – misalnya,
mempunyai beberapa kebijakan yang barangkali dapat menjadi inspirasi membuat
perubahan. Sistem sekolah 5 hari, masuk jam 8.00 dan pulang jam 15.30, hari
Sabtu untuk kegiatan ekstra kurikuler. Pembiayaan : sekolah negeri 90% dibiayai
pemerintah, 10% orangtua. Sedangkan untuk sekolah swasta orangtua membiayai
biaya pendidikan secara mandiri. Jumlah murid, tidak terlalu banyak namun
mementingkan kualitas. Spesialisasi skill sangat dipentingkan. Penjurusan
berdasar bakat dan kemampuan dilakukan sejak dini dan dibina secara
berkelanjutan. Program magang pada perusahaan/lembaga (untuk SMK). Sistem ujian
: Ujian Negara, Ujian Sekolah, Ujian Skill. Murid miskin diperhatikan, dilayani
sama dengan yang lain.
Mengunjungi Chenghuang
Business Center, Yiwu Small Comodities Market member inspirasi tentang kiat
membuka pasar global yang penuh persaingan. Pemerintah China berani memangkas
biaya masuk demi memajukan kunjungan wisatawan. Harga-harga tidak mahal,
kualitas standar. Pusat perdagangan dikelola pemerintah, sebagian oleh swasta. Pasar
produk dalam negeri digenjot. Infrastruktur digarap dengan sungguh-sungguh,
terencana dan matang.
Tempat-tempat
cagar budaya terpelihara dengan amat baik. Hanshan Temple, Lion Garden, Three
Kingdom City merupakan contoh keseriusan China memelihara warisan leluhur. Kuil-kuil
berusia ribuan tahun terpelihara dengan baik, demikian pula istana tempat
kaisar tinggal – semuanya dipelihara dengan cermat, taman dan danau dipelihara
dan dijaga dengan biaya tinggi. Peninggalan-peningalan tersebut masih sering
dipergunakan sebagai setting pembuatan film. Istana, benteng, perahu, dermaga
dipertahankan keaslianya untuk kepentingan wisata, pembuatan film dan sebagai
museum.
Industri dibina
dan dikembangkan hingga menjangkau seluruh dunia. Siapa tidak kenal produk
China, mulai dari jarum jahit hingga pesawat terbang. Beberapa industry yang
penulis kunjungi : Suzhou Silk Factory, Ming & Qing Hefangjie, Longjing
Tea, Pearl Museum, Ceramic Teapot di Wuxi dan Dongyang China Woodcarvings. Peninggalan
pengobatan dan minuman masa lampau tetap dipertahankan kualitasnya dan kini
dikemas secara modern. Perusahaan sutera alam di kelola dengan professional dan
dijadikan komoditas kelas tinggi. Sutera berkualitas tinggi tersebut diperoleh
dari teknologi dan pengalaman ratusan bahkan ribuan tahun. Teh kaisar sebagai
minuman berkasiat tinggi dipertahankan kualitasnya sebagai komoditas yang laku
keras. Perusahaan mutiara air tawar milik pemerintah juga digarap seara
professional dan terpadu sehingga laku jual, demikian juga kerajinan batu giok
yang tersohor itu. Perusahaan moci di Wuxi sangat istimewa, karena hanya di
kota ini ditemukan bahan yang sempurna
untuk moci dengan kualitas istimewa. Kerajinan ukiran kayu merupakan kerajinan
yang sangat istimewa, terpadu dan
bernilai tinggi.
Gemerlapnya
jagad hiburan mendapat perhatian pemerintah karena ini merupakan kekhasan yang
bernilai jual tinggi. The Seven Performance Show misalnya : Dunia hiburan
diolah dan dikemas secara modern dan profesonal menghasilkan sajian yang
menakjubkan. The Seven Performance Show merupakan sajian tontonan Life Show
yang berisi rangkuman sejarah China selama lebih 5000 tahun. Tontonan ini
dikemas secara sempurna dengan memadukan seni tradisional, seni modern,
pencahayaan, music etnik dan modern, effect serta peralatan mekanik dan hidrolik
yang sangat canggih. Hasilnya penonton seperti melihat boskop tetapi
sesungguhnya life show. Pemandangan alam khas China seperti Xihu Lake, Cruise
on The West Lake, Tai Hu Lake dan Nanjing Road sert Huangpu River Cruise
melengkapi kekaguman setiap pengunjung. Danau Xihu adalah tempat legenda
Siluman Ular Putih yang tersohor. Keadaan danau sangat terawat dengan latar
belakang bangunan pagoda dan jembatan-jembatan lengkungnya. Tai Hu Lake adalah
danau yang sangat indah. Nanjing Road adalah jalan tersohor di Shanghai, bisa
dikatakan Malioboronya Shanghai. Ribuan orang memadati jalan ini di malam hari
untuk menikmati keindahan kota atau berbelanja. Huangpu River Cruise adalah
wisata naik perahu mengitari kota Shanghai lama dan baru. Pemandangan Shanghai
di malam hari sungguh membuat takjub. Lampu-lampu kota sungguh mampu menghiasi
kota Sanghai yang penuh dengan gedung-gedung pencakar langit dan ratusan
apartemen.
Manfaat
kunjungan
Manfaat terbesar
sesungguhnya terletak pada perubahan mindset. Dan perubahan itu dimulai dari
terbukanya wawasan, betapa di luar sana telah terjadi perubahan luar biasa,
sementara di dalam sini nyaris tidak ada perubahan. Kemajuan luar biasa di
Shanghai harus mampu mengubah mindset bahwa kita adalah bangsa yang terbelakang
menjadi bangsa yang maju. Untuk itu perlu semangat perubahan di segala lini
kehidupan. Dalam bidang pendidikan, perlu wawasan baru tentang system pendidikan yang
tidak sekedar menyiapkan tenaga siap pakai tetapi tenaga ahli yang siap
menghadapi berbagai perubahan. Juga membuka wawasan tentang system pendidikan
China yang sangat memperhatikan pengembangan bakat dan kemampuan. Juga membuka
wawasan tentang etos kerja yang diharapkan di jaman perubahan ini. Etos kerja
China sama dengan Jepang – sangat tinggi. Tetapi kini China melampaui Jepang.
Dalam bidang lingkungan hidup, China memiliki kepedulian tinggi tentang lingkungan
: menekan polusi, mempertahankan tanaman/pepohonan, danau dan alam lainnya. Dan
yang kini sedang merosot di Indonesia: nasionalisme dan mempertahankan
budaya. Tidak perlu malu meniru China
dalam membangun nasionalisme dan mempertahankan nilai-nilai budaya bangsa.
Tapi untuk Pemerintah China tahun 2014 ini, tampaknya terus menggenjot sektor perekonomian negaranya. Dalam ulasan berita di website iyaa.com, China pada Rabu mengatakan pihaknya menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun ini "sekitar 7,5 persen", mempertahankan penanda yang diawasi ketat pada perkiraan yang sama seperti tahun lalu.
BalasHapus