Kamis, 13 September 2012

Yayasan Mardi Wiyata



Catatan Espad V Mardi Wiyata
Pacet – Mojokerto, 10 – 16 Oktober 2011

MARDI WIYATA’S STUDY DAY
WITH PROJECTION
Gebrakan Yayasan Mardi Wiyata
Menuju Proyeksi 2030
Oleh : Markus Basuki

“Ketika dunia luas masih terlelap, kita telah terjaga,
ketika dunia luas terjaga, kita telah berlari,
ketika dunia luas mulai menggeliat, kita mencemooh,
ketika dunia luas mulai berlari, kita tertegun dan terperangah,
dan saat dunia luas berlari kencang, kita tersadar, betapa kita mulai terseok...”


Jika kita tengok kembali dinamika dunia pendidikan kita menjelang berakhirnya abad ke-20, khususnya lembaga pendidikan swasta, mungkin kita akan mengerti. Mengapa kita tidak boleh tinggal diam. Tanpa kita sadari lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia mulai menggeliat, mencari bentuk dan bangkit menyongsong abad 21. Ketika itu sebagian lembaga pendidikan katolik masih merasa nyaman dengan nama besarnya, sebagian lainnya mulai merasakan kemunduran. Akan tetapi situasi tidak menentu itu tidak cepat mendapat respon dari sebagian lembaga pendidikan di tanah air. Akibatnya, sekolah-sekolah berguguran!
Kala itu sekolah-sekolah Mardi Wiyata masih berjuang sendiri-sendiri, belum ada kesamaan visi perjuangan ke depan, dan belum melihat perubahan global sebagai tantangan bersama. Hingga diadakan rapat kerja pertama pada tahun 1999 dengan tema pokok “Mardi wiyata menyongsong abad XXI”.  Proyek rintisan ini ditindaklanjuti dengan raker pada tahun 2001 dan tahun 2003 yang kemudian menemukan judul Espad (Evaluasi Terpadu). Espad pertama sebagai bentuk evaluasi menyeluruh dari segala aspek kehidupan sekolah diakui membawa perubahan besar bagi kemajuan sekolah-sekolah Mardi Wiyata. Maka Espad pertama tersebut dilanjutkan dengan Espad II dan III (2005 dan 2007) sekaligus menyongsong Mardi Wiyata Emas 2008. Perjalanan raker pertama hingga Mardi Wiyata Emas ibarat meteor yang bergerak begitu cepat dan membuat banyak mata memandang. Insan Mardi Wiyata di segenap penjuru nusantara seolah menemukan jati diri kembali dan dengan penuh keyakinan berani menatap hari depan yang gemilang. 

Akan tetapi di balik gempita itu dunia luar tidak tinggal diam. Ia mengalami dinamika perubahan yang dahsyat. Dan perubahan dahsyat sering menyentak dan mengikis kepercayaan diri. Evaluasi Terpadu IV tahun 2010 mencoba mengarahkan kembali eforia Mardi Wiyata Emas ke visi perjuangan. Espad  IV mencoba merangkum seluruh evaluasi dalam Espad I hingga III dan mengejawantahkannya dalam bentuk Rencana Strategis (Renstra) Yayasan Mardi Wiyata 2010-2030. Renstra ini memuat delapan bidang pengembangan strategis yaitu pengembangan Kemardiwiyataan, pengembangan Pencerdasan Kehidupan Bangsa, pengembangan Ciri Khas Katolik, pengembangan Profesionalitas, pengembangan Integritas, pengembangan komunikasi, pengembangan Visioner dan pengembangan Litbang. Kedelapan bidang ini dirumuskan dengan dijiwai oleh tugas perutusan Gereja khususnya dalam bidang pendidikan yang tertuang dalam berbagai kebijakan dan peraturan, seperti dekrit tentang pendidikan hingga keluarnya nota pastoral 2008. Renstra juga berusaha mengakomodasi berbagai kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan seperti UU Sisdiknas, UU guru dan dosen serta peraturan-peraturan lain yang menyangkut pendidikan di tanah air.  Pada tataran strategi, Renstra Mardi Wiyata memuat lima isu strategis meliputi:  (1) peningkatan kualitas dan daya saing lulusan, (2) penerapan, pemanfaatan dan pengembangan ICT, (3) peningkatan layanan  penelitian, (4) pengabdian masyarakat dan (5) membangun jaringan kerjasama.

Mardi Wiyata Proyeksi 2010-2030 merupakan konkretisasi Renstra Mardi Wiyata. Pertemuan Litbang Yayasan Mardi Wiyata Februari 2011 merupakan langkah awal konkretisasi itu dengan menghasilkan 7 (tujuh) pedoman yang melandasi implementasi renstra. Dan pertemuan Espad V  merupakan proyeksi pertama, yang berusaha menemukan aksi-aksi konkret yang harus terjadi dalam kurun waktu 2011 hingga 2016. Sebagai sebuah upaya implementasi, maka pertemuan yang melibatkan andalah-andalan Mardi Wiyata kali ini miliki roh yang berbeda dengan pertemuan-pertamuan sebelumnya. Jika pertemuan-pertemuan terdahulu para peserta membawa materi dari unit kerja masing-masing untuk digodog dan dikritisi serta disimpulkan dalam bentuk kesepakatan dan rekomendasi, maka pada pertemuan sepekan itu para peserta berangkat dari unit kerja tanpa bekal alias kosong. Forum ini diisi dengan mendalami bidang-bidang pengembangan Renstra yang telah ada dan mengubahnya dalam bentuk aksi nyata.

Pertemuan selama sepekan itu mengedepankan empat bidang pengembangan yakni: (1) bidang Pendidikan, yang meliputi Kurikulum, Sumberdaya Manusia (SDM) dan Pendidikan Kemardiwiyataan, (2) bidang Hukum dan Organisasi yang meliputi  Hukum dan Organisasi,  (3) bidang Kaderisasi yang meliputi Pramuka, OSIS dan Tenaga Potensial dan (4) bidang Administrasi, Manajemen dan Keuangan (Minjemenkeu) yang meliputi Administrasi dan Manajemen serta Keuangan. Keempat bidang tersebut didalami melalui diskusi mendalam dalam kelompok kerja. Diskusi kelompok dilaksanakan pada hari pertama, setelah para peserta mendapat suntikan rohani melalui retret dua malam lewat bimbingan Romo Emanuel Wahyu Widodo, O. Carm. Hasil diskusi kemudian dirangkum dan ditindaklanjuti dengan pleno serta pembahasan lebih konkret lagi  di tingkat teritorial (sub perwakilan). Pada tingkat ini semua aksi nyata yang telah dirumuskan dimasukkan dalam kalender kerja yang nantinya akan terus dipantau oleh yayasan Mardi Wiyata. Inilah grand desain yang harus menjiwai setiap program unit kerja.

Setelah berproses dalam diskusi kelompok, seluruh peserta menerima materi-materi pendukung dalam seminar yang diharapkan mampu memperkaya pemahaman dan wawasan atas empat bidang garapan tersebut. Materi yang diberikan meliputi: Kiat-kiat mendapatkan dana negara untuk Pendidikan yang dibawakan oleh Bp. Marcos Mau Cay, SE, MM dari Kementerian Keuangan RI, Politik Pendidikan di era Persaingan Global yang dibawakan oleh Bpk. Dr. Beny K. Harman, ketua Komisi III DPR RI, Implementasi Undang-undang Pendidikan oleh Ki Darmaningtyas, seorang aktivis pendidikan nasional, Layanan Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat oleh Prof. Dr. F. Danardana Murwani, MM dari Universitas Negeri Malang dan Kebijakan Perpajakan terhadap Yayasan Penyelenggara Pendidikan, oleh Bapak Drs. Yoedo Asmoro, M. Hum, mantan Kepala Dinas Perpajakan Jatim. Melalui seminar ini diharapkan langkah-langkah konkret Proyeksi Mardi Wiyata akan semakin menukik tajam mencapai sasaran.

Kini, ketika dunia luar telah berlari kencang, ternyata kita juga telah siap berlari kencang dan bersaing di lintasan. Sukses selalu untuk Mardi Wiyata, sukses selalu untuk kita semua! Dalam naungan Bunda Hati Kudus dan santo Vinsensius, kita maju terus melawan perubahan. Tuhan memberkati selalu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar