Catatan
Espad V Mardi Wiyata
Pacet
– Mojokerto, 10 – 16 Oktober 2011
MARDI WIYATA’S STUDY DAY
WITH PROJECTION
Gebrakan Yayasan Mardi Wiyata
Menuju Proyeksi 2030
Oleh
: Markus Basuki
ketika dunia luas terjaga, kita telah berlari,
ketika dunia luas mulai menggeliat, kita mencemooh,
ketika dunia luas mulai berlari, kita tertegun dan
terperangah,
dan saat dunia luas berlari kencang, kita tersadar,
betapa kita mulai terseok...”
Jika kita tengok
kembali dinamika dunia pendidikan kita menjelang berakhirnya abad ke-20,
khususnya lembaga pendidikan swasta, mungkin kita akan mengerti. Mengapa kita
tidak boleh tinggal diam. Tanpa kita sadari lembaga-lembaga pendidikan di
Indonesia mulai menggeliat, mencari bentuk dan bangkit menyongsong abad 21.
Ketika itu sebagian lembaga pendidikan katolik masih merasa nyaman dengan nama
besarnya, sebagian lainnya mulai merasakan kemunduran. Akan tetapi situasi
tidak menentu itu tidak cepat mendapat respon dari sebagian lembaga pendidikan
di tanah air. Akibatnya, sekolah-sekolah berguguran!
Kala itu
sekolah-sekolah Mardi Wiyata masih berjuang sendiri-sendiri, belum ada kesamaan
visi perjuangan ke depan, dan belum melihat perubahan global sebagai tantangan
bersama. Hingga diadakan rapat kerja pertama pada tahun 1999 dengan tema pokok
“Mardi wiyata menyongsong abad XXI”.
Proyek rintisan ini ditindaklanjuti dengan raker pada tahun 2001 dan
tahun 2003 yang kemudian menemukan judul Espad (Evaluasi Terpadu). Espad
pertama sebagai bentuk evaluasi menyeluruh dari segala aspek kehidupan sekolah
diakui membawa perubahan besar bagi kemajuan sekolah-sekolah Mardi Wiyata. Maka
Espad pertama tersebut dilanjutkan dengan Espad II dan III (2005 dan 2007)
sekaligus menyongsong Mardi Wiyata Emas 2008. Perjalanan raker pertama hingga
Mardi Wiyata Emas ibarat meteor yang bergerak begitu cepat dan membuat banyak
mata memandang. Insan Mardi Wiyata di segenap penjuru nusantara seolah
menemukan jati diri kembali dan dengan penuh keyakinan berani menatap hari
depan yang gemilang.
Akan tetapi di
balik gempita itu dunia luar tidak tinggal diam. Ia mengalami dinamika
perubahan yang dahsyat. Dan perubahan dahsyat sering menyentak dan mengikis
kepercayaan diri. Evaluasi Terpadu IV tahun 2010 mencoba mengarahkan kembali
eforia Mardi Wiyata Emas ke visi perjuangan. Espad IV mencoba merangkum seluruh evaluasi dalam
Espad I hingga III dan mengejawantahkannya dalam bentuk Rencana Strategis
(Renstra) Yayasan Mardi Wiyata 2010-2030. Renstra ini memuat delapan bidang
pengembangan strategis yaitu pengembangan Kemardiwiyataan, pengembangan
Pencerdasan Kehidupan Bangsa, pengembangan Ciri Khas Katolik, pengembangan
Profesionalitas, pengembangan Integritas, pengembangan komunikasi, pengembangan
Visioner dan pengembangan Litbang. Kedelapan bidang ini dirumuskan dengan
dijiwai oleh tugas perutusan Gereja khususnya dalam bidang pendidikan yang
tertuang dalam berbagai kebijakan dan peraturan, seperti dekrit tentang
pendidikan hingga keluarnya nota pastoral 2008. Renstra juga berusaha
mengakomodasi berbagai kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan seperti UU
Sisdiknas, UU guru dan dosen serta peraturan-peraturan lain yang menyangkut
pendidikan di tanah air. Pada tataran
strategi, Renstra Mardi Wiyata memuat lima isu strategis meliputi: (1) peningkatan kualitas dan daya saing
lulusan, (2) penerapan, pemanfaatan dan pengembangan ICT, (3) peningkatan
layanan penelitian, (4) pengabdian
masyarakat dan (5) membangun jaringan kerjasama.
Mardi Wiyata
Proyeksi 2010-2030 merupakan konkretisasi Renstra Mardi Wiyata. Pertemuan
Litbang Yayasan Mardi Wiyata Februari 2011 merupakan langkah awal konkretisasi
itu dengan menghasilkan 7 (tujuh) pedoman yang melandasi implementasi renstra.
Dan pertemuan Espad V merupakan proyeksi
pertama, yang berusaha menemukan aksi-aksi konkret yang harus terjadi dalam
kurun waktu 2011 hingga 2016. Sebagai sebuah upaya implementasi, maka pertemuan
yang melibatkan andalah-andalan Mardi Wiyata kali ini miliki roh yang berbeda
dengan pertemuan-pertamuan sebelumnya. Jika pertemuan-pertemuan terdahulu para
peserta membawa materi dari unit kerja masing-masing untuk digodog dan
dikritisi serta disimpulkan dalam bentuk kesepakatan dan rekomendasi, maka pada
pertemuan sepekan itu para peserta berangkat dari unit kerja tanpa bekal alias
kosong. Forum ini diisi dengan mendalami bidang-bidang pengembangan Renstra
yang telah ada dan mengubahnya dalam bentuk aksi nyata.
Pertemuan selama
sepekan itu mengedepankan empat bidang pengembangan yakni: (1) bidang
Pendidikan, yang meliputi Kurikulum, Sumberdaya Manusia (SDM) dan Pendidikan
Kemardiwiyataan, (2) bidang Hukum dan Organisasi yang meliputi Hukum dan Organisasi, (3) bidang Kaderisasi yang meliputi Pramuka,
OSIS dan Tenaga Potensial dan (4) bidang Administrasi, Manajemen dan Keuangan
(Minjemenkeu) yang meliputi Administrasi dan Manajemen serta Keuangan. Keempat
bidang tersebut didalami melalui diskusi mendalam dalam kelompok kerja. Diskusi
kelompok dilaksanakan pada hari pertama, setelah para peserta mendapat suntikan
rohani melalui retret dua malam lewat bimbingan Romo Emanuel Wahyu Widodo, O.
Carm. Hasil diskusi kemudian dirangkum dan ditindaklanjuti dengan pleno serta
pembahasan lebih konkret lagi di tingkat
teritorial (sub perwakilan). Pada tingkat ini semua aksi nyata yang telah
dirumuskan dimasukkan dalam kalender kerja yang nantinya akan terus dipantau
oleh yayasan Mardi Wiyata. Inilah grand desain yang harus menjiwai setiap
program unit kerja.
Setelah
berproses dalam diskusi kelompok, seluruh peserta menerima materi-materi
pendukung dalam seminar yang diharapkan mampu memperkaya pemahaman dan wawasan
atas empat bidang garapan tersebut. Materi yang diberikan meliputi: Kiat-kiat mendapatkan dana negara untuk Pendidikan
yang dibawakan oleh Bp. Marcos Mau Cay, SE, MM dari Kementerian Keuangan RI, Politik Pendidikan di era Persaingan Global
yang dibawakan oleh Bpk. Dr. Beny K. Harman, ketua Komisi III DPR RI, Implementasi Undang-undang Pendidikan
oleh Ki Darmaningtyas, seorang aktivis pendidikan nasional, Layanan Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat
oleh Prof. Dr. F. Danardana Murwani, MM dari Universitas Negeri Malang dan Kebijakan Perpajakan terhadap Yayasan
Penyelenggara Pendidikan, oleh Bapak Drs. Yoedo Asmoro, M. Hum, mantan
Kepala Dinas Perpajakan Jatim. Melalui seminar ini diharapkan langkah-langkah
konkret Proyeksi Mardi Wiyata akan semakin menukik tajam mencapai sasaran.
Kini, ketika
dunia luar telah berlari kencang, ternyata kita juga telah siap berlari kencang
dan bersaing di lintasan. Sukses selalu untuk
Mardi Wiyata, sukses selalu untuk kita semua! Dalam naungan Bunda Hati Kudus
dan santo Vinsensius, kita maju terus melawan perubahan. Tuhan memberkati
selalu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar