Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) :
Solusi Bagi Upaya Peningkatan Mutu Sekolah
Oleh : Markus Basuki (09370013/MKPP/UMM-2009)
Identitas :
Judul asli : Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Solusi Bagi Upaya Peningkatan Mutu Sekolah
Pengarang : Bagong Suyanto*)
Jurnal : Jurnal Pendidikan Dasar dan Menengah Gentengkali Vol. 6
Tahun terbit : 2004
*) Drs. Bagong Suyano, M. Si., Komisi Litbang Dewan Pendidikan Jatim, Dosen Unair.
Pendahuluan
Pada era otonomi sekarang ini isu krusial dalam bidang pembangunan pendidikan sesungguhnya bukan lagi meningkatkan akses dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan layak melainkan persoalan kualitas pendidikan. Maka yang terpenting bukan lagi pencapaian jenjang pendidikan dasar 9 tahun, melainkan pencapaian pendidikan bermutu. Pada era ini, saat pendidikan bukan lagi tanggung jawab “pusat” melainkan merupakan otonomi sekolah, peserta didik (siswa) tidak lagi dipandang sebagai “botol kosong” yang siap diisi. Peserta didik kini merupakan subjek sentral pendidikan. Manajemen Berbasis Sekolah menawarkan konsep manajemen baru guna mencapai kualitas pendidikan secara menyeluruh seperti dicanangkan.
Perubahan Paradigma
Manajemen Berbasis Sekolah dijiwai oleh perubahan paradigm dalam bidang pendidikan. Secara singkat perubahan paradigma itu dapat diuraikan seperti berikut :
1. Manajemen Berbasis Sekolah dijiwai semangat desentralisasi. Pola pendidikan masa lalu cenderung sentralistik, semua diatur pusat, tetapi kini prakarsa dari bawah sangat dihargai.
2. Kebijakan pengelolaan pendidikan di masa sekarang telah beralih dari kebijakan yang top-down menjadi bottom-up. Stake holder diberdayakan untuk bersama-sama memajukan sekolah. Masyarakat bukan hanya bertanggung jawab atas pembiayaan pendidikan tetapi juga ikut terlibat memikirkan kualitas pendidikan.
3. Orientasi pengembangan pendidikan bersifat holistik, artinya pendidikan untuk pengembangan kesadaran untuk bersatu dalam kemajemukan budaya, menjunjung tinggi nilai moral, kemanusiaan dan agama, kesadaran kreatif dan kesadaran hokum.
4. Meningkatkan peran serta masyarakat secara kualitatif maupun kuantitatif.
5. Pemberdayaan institusi masyarakat, keluarga, LSM, pesantren dan dunia usaha.
Program MBS
Untuk mencapai kualitas pendidikan yang lebih baik MBS memiliki program-program pokok sebagai berikut :
1. Program sentral MBS adalah mengubah pola pembelajaran klasik dan menggantinya dengan pola pembelajaran baru yanglebih menekankan efektivitas perangsangan kreativitas siswa.
2. Mengutamakan keterlibatan dan peranserta masyarakat dalam proses pendidikan baik dalam perencanaan, pengawasan, inovasi-inovasi, juga dalam akuntabilitas program sekolah.
3. Sekolah mengatur program pembelajaran, berkaitan dengan beban belajar, muatan program dan pelaksanaannya.
Tantangan
Konsep pengelolaan pendidikan yang ditawarkan MBS tentu tidak mudah dilaksanakan, karena paradigm lama pendidikan kita telah berjalan dan bercokol begitu kuat. Beberapa kendala yang mungkin muncul dan perlu diperhatikan adalah :
1. Pelaksanaan MBS harus didukung dengan peningkatan kualitas guru dan kesadaran masyarakat yang tinggi akan arti dan fungsi sekolah.
2. Mengubah kebiasaan birokrasi yang selama ini bercokol menguasai dunia pendidikan, yang selalu memperoleh fasilitas dan kemudahan tentu tidak mudah. Namun jika ini tidak diatasi, MBS tidak akan dapat berperan optimal.
3. Diperlukan kesiapan SDM Kepala Sekolah sebagai manajer yang kreatif dan professional.
4. Diperlukan kesiapan masyarakat dalam perannya sebagai Komite Sekolah yang berkualitas.
Prasyarat
Agar kebijakan MBS dapat terlaksana sebagai motor pembaharu dunia pendidikan diperlukan beberapa syarat :
1. Dukungan dan antusiasme Komite Sekolah sebab=gai mitra sekaligus kelompok control manajemen sekolah.
2. Kepekaan dan empati kepala sekolah dan para guru terhadap persoalan local sekitar sekolah.
3. Kesediaan semua pihak untuk membongkar hegemoni yang telah tertanam pada pola piker masing-masing pelaku pendidikan.
Kesimpulan/Catatan
Tulisan Bagong Suyanto ini tentu dapat menjadi acuan bagi sekolah-sekolah yang hendak bangkit memanage berbagai hal demi peningkatan kualitas sekolah secara menyeluruh. Ukuran keberhasilan MBS bukanlah perubahan pamor sekolah menjadi sekolah favorit tetapi sejauh mana manajemen proses pembelajaran di sekolah telah berjalan dengan transparan, partisipatif dan menjadikan pembelajaran berkualitas yang menyenangkan. Namun harus pula dikritisi semua pihak agar MBS tidak menjadi manajemen semau sekolah dan pihak-pihak yang terlibat seperti komite sekolah dan stacke holder lain tidak kebablasan perannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar